:D :D
Tugas Praktek Fisika
ALAT-ALAT UKUR
Oleh :
Kelompok V
Hagie Fariz Gusman
Pebri br Haloho
Fitri Yani
Nurhaida Natalia
Maria Magdalena
Tiusta Tarigan
JURUSAN BIOLOGI – FMIPA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SFEROMETER
Definisi:
· sfe·ro·me·ter /sférométer/ n alat untuk mengukur kelengkung- an permukaan lensa atau cermin
- alat untuk mengukur kelengkungan permukaan lensa atau cermin
- Spherometer adalah suatu alat untuk mengukur kedalaman atau tinggi suatu lensa tetapi titik Nol nya tidak selalu Nol
Kelas: Nomina
Sferometer terdiri dari scrup yang bergerak ditengah-tengah dan mempenyai 3 kaki yang ujungnya merupakan titik sudut sama sisi keeping berbentuk piringan, berbentuk lingkaran melekat pada scrup dan pembagian skalanya pada piunggir piringan,batang scala sejaar scrup.
Sferometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan kelengkungan suatu benda yang berbentuk bagian dari bola, seperti cermin atau lensa baik cekung maupun cembung. Sferometer memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama berdiri tegak dimana skala nol tepat berada di tengah. Sferometer memiliki ketelitian 0,01 mm.
Untuk menentukan jari-jari kelengkungan benda, baik cembung maupun cekung adalah dengan menggunakan persamaan:
Keterangan:
R = jari-jari kelengkunagn lensa
a = hasil pengukuran
I = jarak anatara kaki sferometer
Gambar Sferometer
Cara menggunakan Sferometer
- Letakkan sferometer diatas bidang datar, dan perhatikan keempat kakinya menyentuh bidang datar tersebut.
- Lakukan pengecekan pada sferometer tersebut, bila sferometer baik dapat digunakan.
- Tempelkan sehelai kertas pada scrup sferometer, maka lubang-lubang scrup akan membekas pada kertas.
- Kemudian letakkan pada lensa tebal ( Permukaan Bola ) dan putarlah
scrupnya kemudian amati kenikannya,catatlah besarnya kenaikan
tersebut.
(Pebri br Haloho)
JANGKA SORONG
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut
1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
* Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
* Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
* Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
* Catatlah hasil pengukuran anda
2. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
* Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
* Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
* Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
* Catatlah hasil pengukuran anda
3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
* Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
* Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
* Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
* Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + Dx
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut
1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
* Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
* Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
* Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
* Catatlah hasil pengukuran anda
2. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
* Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
* Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
* Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
* Catatlah hasil pengukuran anda
3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
* Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
* Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
* Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
* Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + Dx
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.
Gambar Jangka Sorong
(Hagie Fariz G)
MIKROMETER SEKRUP
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Mikrometer terdiri dari:
- Poros tetap
- Poros geser / putar
- Skala utama
- Skala nonius
- Pemutar
- Pengunci
Mikrometer terdiri dari:
- Poros tetap
- Poros geser / putar
- Skala utama
- Skala nonius
- Pemutar
- Pengunci
Fungsi Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat yang kecil.
Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang.
Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi 'klik'.
Skala Mikrometer Sekrup
Skala pada mikrometer dibagi dua jenis:
Skala Utama, terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya.
Skala Putar
Terdiri dari skala 1 sampai 50
Terdiri dari skala 1 sampai 50
Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm.
Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm
Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm
(Fitri Yani)
MISTAR
Alat ukur panjang yang umum digunakan adalah Mistar, pada umumnya ketelitian suatu alat ukur yang berskala adalah setengah dari satu bagian skala terkecilnya. Satu bagian skala terkecil mistar yang sering anda gunakan adalah 1 mm atau 0,1 cm sehingga ketelitian Mistar adalah ½ x 1 mm atau 0,05 cm.
Cara Penggunaan Mistar dapat dilakukan dengan menempatkan mistar diatas benda yang akan diukur panjangnya, pastikan bahwa titik nol skala mistar tepat berimpit dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.
Langkah – langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukuran dengan mistar adalah :
- Pastikan bahwa titik nol skala mistar telah berimpit dengan salah satu ujung benda yang diukur panjangnya.
- Baca skala yang ditunjukan oleh ujung benda yang satunya.
- Nyatakan hasil pengukuran yang diperoleh dalam 2 desimal sesuai tingkat ketelitian mistar.
Hasil pengukuran dengan menggunakan suatu alat ukur dapat dinyatakan dengan format:
HP = xo ± Δx
Dengan:
xo = hasil pembacaan pengukuran dengan alat ukur
Δx = ketidakpastian alat ukur
Untuk mistar karena ketelitiannya atau ketidak pastiannya = 0,05 cm (dua desimal) maka xo harus dinyatakan dalam 2 desimal pula.
Misalnya L = (4,95 ± 0,05) cm
(Nurhaida Natalia)
GELAS UKUR
Gelas ukur adalah alat yang biasanya dipakai untuk mengukur takaran benda cair. Gelas ukur ini sering digunakan dalam dunia masak-memasak. Akan tetapi, gelas ukur juga dipakai dalam percobaan kimia di laboratorium
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas.
Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu
Gambar gelas ukur
Cara menggunakan:
- masukkan cairan kedalam gelas ukur
- untuk mengetahui berapa banyak air tersebut, maka digunakan gelas ukur sebagai alat takarnya
- lihat batas air pada bagian gelas ukur yang memiliki skala (berupa garis-garis pada dinding gelas)
- maka banyaknya air dapat diketahui
(Tiusta Tarigan)
NERACA TIGA LENGAN
Neraca tiga lengan adalah alat ukur massa yang memiliki tiga lengan berupa satuan , puluhan , dan batang ratusan. Neraca 3 lengan terdiri atas :
·Penyangga beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
·Lengan neraca yang terdiri atas 3 lengan yaitu lengan paling belakang yang memiliki skala dari 0-100gram dengan jarak antar skala 10 gram. Lengan yang terletak di tengah-tengah yang memiliki skala dari 0-500gram dengan jarak antar skala adalah 100 gram. dan lengan paling depan yang memiliki skala dari 0-10 dengan jarak antar skala 0,1 gram.
·Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
·Titik 0, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
Skala terkecil dari neraca tersebut adalah 0,1 gram (yaitu jarak antar skala pada lengan yang paling depan)
Ketelitian dari neraca adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian neraca adalah :
Dx = ½ x 0,1 gram = 0,05 gram
Dengan ketelitian 0,05 gram, maka neraca 3 lengan dapat dipergunakan untuk mengukur massa sebuah benda dengan lebih teliti (akurat).
Untuk mengukur massa suatu benda dengan menggunakan neraca 3 lengan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
·Siapkan benda yang massanya mau diukur, kemudian tempatkan benda tersebut diatas penyangga beban (bagian neraca untuk menempatkan benda yang akan diukur).
·Geser anting (pemberat) pada masing-masing lengan dimulai dari pemberat paling besar hingga pemberat paling kecil sedemikian sehingga lengan neraca dalam keadaan setimbang (horizontal) yang ditandai dengan berimpitnya garis mendatar pada ujung lengan dengan titik 0 (nol).
·Setelah posisi lengan setimbang, maka bacalah hasil pengukuran yang anda peroleh.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan Neraca 3 lengan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
·Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan neraca.
·Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
·Hasil = Pembacaan skala pada lengan tengah + Pembacaan skala pada lengan Belakang + Pembacaan skala pada lengan depan
Karena Dx = 0,05 gram (dua desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 2 desimal.
Seperti halnya pada lat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat anda laporkan sebagai :
Massa M = xo + Dx
Misalnya M = ( 322,75 + 0,05) gram
Gambar
(Maria Magdalena)
:) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ngomen postingan saya ^^